Sabtu, 03 September 2016

Hokkaido University dan Keluarga "Gagak" Sapporo

Hallo guys, sahabat bangsa yang sehat dan cerdas. Baru sadar ternyata sudah lama banget absen untuk nulis di blog ini. Walau terbilang telat, namun postingan kali ini merupakan postingan pertama di tahun 2016. Pada postingan kali ini saya akan menceritakan sedikit mengenai kuliah di Hokkaido University serta perkenalan dengan sahabat, adek, kakak, keluarga baru di Sapporo yang sangat luar biasa dan keren-keren tentunya. 

Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa LPDP dan melanjutkan master course di Hokkaido University, Graduate School of Medicine. Sesuai dengan ekspektasi saya, Hokkaido University benar-benar dapat dikatakan sebagai salah satu universitas yang memiliki reputasi yang sangat baik dalam bidang riset. Dalam perkuliahan di hari pertama kami sudah ditanamkan mindset mengenai pentingnya suatu penelitian serta bagaimana meningkatkan kemampuan serta kecakapan dalam menyusun suatu penelitian yang sesuai dengan standar internasional. Selain memiliki fasilitas penelitian yang menunjang, Hokkaido University juga memiliki lingkungan yang sangat nyaman dan asri sehingga sangat mendukung dalam proses belajar dan mengajar. Selain proses belajar yang sangat mendukung, ternyata masyarakat Sapporo yang berada di sekitar kampus Hokkaido University sangat ramah terhadap pendatang, sehingga membuat kami para pelajar internasional merasa tidak masalah untuk berkembang dan berproses di salah satu wilayah terbaik dan terindah di negeri Sakura ini.

Pada bulan Agustus yang lalu, Perhimpunan Pelajar Indonesia regional Hokkaido telah sukses menyelenggarakan Malam Budaya Indonesia 2016 yang dikolaborasikan dengan acara Fesitival Kuliner Indonesia dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71. Kesuksesan ini tidak lepas dari komando ketua panitia, yaitu mas Ihsan Naufal serta teman-teman yang sangat kompak dan sepenuh hati meluangkan waktu disela-sela kesibukan belajar dan penelitian. Perlu diketahui, mas Ihsan ini merupakan orang yang sangat alim, sampai warga Indonesia di Sapporo menjulukinya Ihsan anak sholih (tapi memang sedikit kaku sih dalam bergaul bersama temen-temen yang lain, hehe). Hari ini mas Ihsan pulang ke Indonesia untuk persiapan pernikahan, semoga dilancarkan sampai hari H, dan menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warohmah. 

https://www.youtube.com/playlist?list=PL3ZFqFJlcMhz7bK7soIKh8ns1nmjRwbqs

Kegiatan Malam Budaya Indonesia 2016

Tidak dapat dipungkiri, Malam Budaya menjadi salah satu pemersatu diantara kami semua, terutama bagi pelajar Indonesia baik yang mengambil Ph.D course, Master Course dan Exchange Program. Semua orang berperan dan melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sangat baik (otsukaresama desihita mina-san). Satu bulan sebelum acara berlangsung merupakan waktu yang sangat berharga bagi kami, karena pada bulan inilah intensitas pertemuan antara individu semakin rutin, karena kami tidak hanya dituntut untuk mematangkan konsep Malam Budaya 2016, namun juga harus banyak latihan untuk melakukan pementasan, tidak terkecuali keluarga "Gagak" Sapporo yang juga ingin menampilkan penampilan terbaik.

Keluarga "Gagak" Sapporo ini merupakan sebutan untuk sekumpulan mahasiswa yang pola pikirnya sedikit "nyeleneh", saya juga heran sama keluarga ini, apa mereka terlalu genius atau terlalu stress dengan masalahnya (baca: kebanyakan galau karena living allowance turunnya telat), namun mereka semua kocak abis dan mungkin hanya saya yang terlihat normal serta biasa-biasa saja, hehe.

Oke, jadi secara struktural komando tertinggi keluarga "Gagak" berada di tangan Mbak Jelita (Jelly). Selanjutnya terdapat beberapa personil lainnya, yaitu Mas Gamma, Mas Givo, Mas Danang, Mbak Ratih, Mbak Yessi, Mbak Shinta, Mbak Dilin dan saya sendiri. Selain itu terdapat keluarga senior yang selalu kita repoti, yaitu mas Ade (rumahnya dijadiin markas dan suka banget diberantakin), mas Shofa (bos PPI Hokkaido yang suka masak buat kita), Mbak Zetri-Mbak Vio (pemberi solusi dalam setiap latihan), Mas Lutfi (penasehat malam budaya), Mas Ihsan-Mas Agus (anak sholih), Mas Haji Jamal dan mas Haji Naufal (bulan ini berangkat menunaikan Haji, semoga mabrur).

Cerita sedikit, walaupun keluarga "Gagak" ini kadang gak jelas dan kadang arah pembicaraannya gak teratur tapi disini kami bener-bener menemukan makna dari sebuah keluarga. Tidak ada dari kami yang sempurna, namun kami bisa saling melengkapi untuk menjadi sempurna. Banyak hal yang berharga yang dapat saya pelajari dari mereka. Satu hal yang saya yakini, mereka adalah orang yang luar biasa, penuh inspirasi, motivasi dan prestasi. Melalui Mbak Jelita, Shinta, Mas Danang (Mahasiswa Hustep) saya banyak belajar mengenai bagaimana wawasan yang luas dapat menjadi seorang yang fleksibel dan tentunya menjadi sebuah keunggulan dalam bergaul bersama orang dengan latar belakang yang berbeda. Hal yang menarik dari mereka ialah banyak belajar dan mengetahui mengenai Asia Timur hingga menguasai bahasa dan lagu-lagu daerah tersebut, semoga cita-citanya terkabul ya kawan.Selain itu ada mas Gamma dan mas Givo, duo ngehits fakultas sains Hokkaido University. Hal yang dapat saya pelajari dari mereka berdua adalah bagaimana mereka menjaga hubungan baik, mereka terlihat seperti saudara kandung, kakak-beradik. Mas Givo kalau ngomong terlihat seperti orang marah-marah tapi aslinya dia baik hati karena warna kesukaannya adalah warna merah jambu. Terkadang mas Gamma harus bersabar dan memberikan logika yang rasional dalam memberikan tanggapan kepada mas Givo dalam setiap argumen-argumen tidak jelas dalam forum keluarga "Gagak". Kedua adik-kakak ini memiliki cita-cita sebagai seorang ahli dalam bidang ilmu yang ia dalami, semoga sukses selalu ya. Terakhir, ada mbak Ratih, mbak Yessi, dan mbak Dilin. Melalui mereka saya belajar mengenai rendah hati dan tidak sombong. Selain cerdas dan berprestasi [(mbak Ratih (juara model kecantikan di daerah Yogya), mbak Yessi (Mahasiswi Fast Track), dan mbak Dilin (Mahasiswi Berprestasi)] mereka pandai memasak. Mereka selalu mengaku tidak bisa memasak, padahal kenyataannya mereka sangat ahli dalam meracik bumbu masakan. Cita-cita mereka dalam waktu terdekat adalah menyempurnakan agama, semoga dilancarkan ya prosesnya dan setelah itu kembali lanjut sekolahnya ke Sapporo bersama pasangannya, Aamiin.

Untuk bagian terakhir, mengenai farewell saya tidak bisa bercerita banyak. Mungkin lagu Sukiyaki yang pernah kita nyanyikan dan mainkan bersama bisa menolong saya untuk mengekspresikan betapa berharganya kalian. Terimakasih keluarga "Gagak", semoga suatu hari kita dipertemukan kembali ya :)


https://www.youtube.com/playlist?list=PL3ZFqFJlcMhz7bK7soIKh8ns1nmjRwbqs

Farewell bersama keluarga "Gagak" di Otaru Canal, Hokkaido Island 


Sukiyaki (Ue o Muite Arukou)

上を向いて歩こ
涙が零れないように
思い出す春の日
一人ぼっちの夜

上を向いて歩こう
滲んだ星をか数えて
思い出す夏の日
一人ぼっちの夜
幸せは雲の上に
幸せは空の上に

上を向いて歩こう
涙が零れないように
泣きながら歩く
一人ぼっちの夜
思い出す秋の日
一人ぼっちの夜
悲しみは星の影に
悲しみは月の影に

上を向いて歩こう
涙が零れないように
泣きながら歩く
一人ぼっちの夜
一人ぼっちの夜

I look up while I walk
So the tears won't fall
Remembering those spring days
But tonight I'm all alone

I look up while I walk
Counting the stars with teary eyes
Remembering those summer days
But tonight I'm all alone
Happiness lies beyond the clouds
Happiness lies above the sky

I look up while I walk
So the tears won't fall
I cry while I walk
For I am alone tonight
Remembering those autumn days
But tonight I'm all alone
Sadness hides in the shadow of the stars
Sadness hides in the shadow of the moon

I look up while I walk
So the tears won't fall
My heart is filled with sorrow
For tonight I am alone
For tonight I am alone